25/02/11

terimakasih..

..Sebuah renungan..

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat
3 tahun berlalu menyisakan memori indah
Abu-abu putih yang baru kemarin aku kenakan
Kini aku tanggalkan bersama senyum para sahabat yang membersamaiku
ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan,
ketika lelah berteduh di bawah pohon
setelah  itu melanjutkan kembali perjalanan menuju apa yang ingin dituju
baru kemarin mereka mengenalkanku arti sebuah senyuman
namun kini lembaran baru musti aku tapaki
bersama asa dan cita yang hendak aku tuju
saat mata ini terpejam
teringat kembali ketika aku masih duduk di kelas satu
saat itu pertama kali aku mengenal sebuah keluarga diluar keluargaku
aku tidak menyesal membersamai mereka dalam ikatan itu
karena dari situ aku belajar banyak hal
kesempatan yang menurutku anugerah
yang tak tahu kapan akan datang lagi
dalam kisahku
40 orang dengan 40 kepala
Pasti memiliki pemikiran yang berbeda
Ibarat naik angkot, tujuannya pun pasti berbeda
Ada yang dekat ada yang jauh
Ada pulai yang sampai ke terminal angkot
Aku masih awam dengan apa yang menjadi tujuanku saat itu
Mengapa aku harus ikut naik
Padahal ada atau tidaknya aku akan sama saja
Tapi angkot itu seraya terus melambai ke arahku
Mengajakku untuk ikut naik
Saat itu aku putuskan untuk turut serta didalamnya
Aku baru kelas satu, akupun belum paham apa yang musti aku lakukan
Jadi maklum saja jika aku nantinya terus bertanya
Sungguh hebat para kakak-kakakku
Apa yang menjadi buah pemikiran mereka
Akupun tak sampai akal untuk memikirkannya
Begitu banyak warna terbentuk
Saat itupun aku tidak tahu apa yang ingin dikata
Aku pun hanya menyahut ‘iya’ dan melakukan apa yang ia ucap
Kami terbentuk dalam 5 bidang yang bertanggungjawab langsung pada sang nahkoda
5 tambah 1 pastinya 6
Jadi aku tak ambil pusing
Mungkin hanya dengan apa yang menjadi amanah dibidang kami
Maka itu yang menjadi tanggungjawab kami
Lakukan dan selesai urusan
Jadi ngapain diambil pusing
Yang terpenting adalah
“apa yang menjadi warna kami’
Jadi ngapain susah-susah menengok warna lain
Karena warnaku kan yang terbaik
Tak peduli warna lain mulai luntur
Karena itu menjadi urusan yang lain untuk mengembalikannya menjadi cerah kembali
Pernah di suatu saat ada 2 acara yang berdekatan ditempatku dan diwarna yang lain
Aku ternyata butuh sumber daya yang banyak
Aku ambil saja dari warna lain
Toh mereka selalu menjadi teman terbaikku dalam bekerja
Mereka pasti mau bekerja bersamaku
Karena ini acaranya kan sangat besar
Jadi mereka akan pahamlah
Aku tak sadar kalau mereka juga memiliki amanah yang lain
Saat itu aku berpikir, amanah mereka terlalu kecil jadi ini yang lebih besar
Jadi tak apalah mereka membantuku, toh aku bisa membantu mereka
Hanya berjarak satu minggu acaraku dengan acara mereka
Karena acaraku yang duluan dan lebih besar maka harus aku prioritaskan
Dan benar acaraku sukses dan kamipun tersenyum bersama
Namun berjarak satu minggu
Aku hanya bisa melihat acara mereka tidak berjalan lancar
Dari 100 yang datang 17
Kursi itu tampak begitu longgar
Tapi apa mau dikata aku juga tak bisa berbuat apa
Tak terasa sudah setengah tahun
Saat itu bebarengan dengan penerimaan raportku yang pertama
Tapi aku masih saja asyik dengan apa yang kukerjakan bersama warnaku di kapal itu
Saat pulang kerumah
Ayahku hanya terdiam dan tersenyum
Aku merasa senyum itu berbeda makna
Aku takut,
Setelah kubuka raportku ternyata aku tidak masuk 10 besar
Padahal waktu SD dan SMP aku selalu juara
Saat itu Ayahku hanya berkata
Lakukanlah apa yang kau suka
Tapi ingatlah senyum kami  dulu saat akhir semester
Lalu aku menjadi berpikir aPa yang selama ini aku lakukan
Aku telah mengecewakan mereka
Aku sungguh menyesal
Tapi sudah ikut naik
Jadi mau tidak mau aku juga harus turun sampai ke pelabuhan juga
Semenjak saat itu aku mulai mengendurkan semangat untuk terus bersama
Apalagi saat itu aku juga merasa
Aku bekerja sendiri
Dari 10 orang hanya tiga yang membersamaiku
Mungkin memang 4 tambah 6 itu jadinya 2
Dia perencana dan aku pelaksana
Apa karena aku masih kelas satu
Jadi kalian dengan gampangnya menyuruhku untuk terus mengerjakannya sampai selesai
Dimana kalian saat kami butuh
Kami tidak kuat dengan beban ini
Andaikan kalian ada bukannya beban ini menjadi ringan
Aku merasa penat dengan semua ini
Dari semua yang kukerjakan yang kudapat hanya lelah
Bahkan nilaiku dalam pelajaranpun ikut memburuk bersama apa yang dirasa
Jadi mengapa aku harus terus melakukannya
Aku pingin berhenti dari semua ini
Kepenatan yang sangat menyita waktuku
Aku terus mulai bertanya dalam hatiku
Apa yang sebenarnya kulakukan tak sebanding dengan yang kudapat
Aku iri dengan mereka
Aku yang bekerja dengan sepenuh hati yang kudapat hanya lelah
Sedang mereka tersenyum entah apa yang diperbuat
Tapi senyum itu terasa sinis bagiku
Padahal saat kami mengangkat meja ini berempat dengan susah payah
Mereka hanya mengarahkan kemana meja ini harus diangkat
Kesini kesitu dengan gampangnya
Setelah sampai ditempat yang tepat
Mereka hanya bilang aku dan kalian adalah tim yang hebat
Pemandangan diruangan ini jadi indah kan berkat kalian yang mengangkatnya
Kalian hebat dan kita adalah tim yang hebat, senang bisa bekerja dengan kalian
Sebel mendengar kata-kata itu
Dimana sih kalian saat benar-benar dibutuhkan
Setahuku Dua orang lebih baik dari seorang  dan tiga orang lebih baik dari dua orang, serta empat orang lebih baik dari tiga orang.
Semakin dirasa semakin menjengkelkan
Apa ini yang dinamakan tim
Aku tak mau ambil pusing
Yang membuatku kuat adalah mereka yang terus tersenyum membersamaiku
Tak terasa sudah mulai penghujung tahun
Kapalpun mulai sampai di pelabuhan
Ada awal ada akhir
Dan aku telah sampai tujuan
Tak tahu mengapa aku tetap ikut naik dikapal itu
Diperjalananku yang kedua lebih banyak belajar banyak hal
Rasanya berat menjadi seorang kakak
Aku jadi teringat saat itu
Ketika aku berpikir 5 tambah satu ada 6
Ternyata ada banyak kejadian yang membuatku berpikir ulang
Pola pikirku jadi berubah
Ternyata aku mulai berpikir 5 tambah satu itu kenapa tidak satu
Seperti 100 lidi jika ditambahkan pasti akan jadi satu sapu
Sehingga jika tangan ini dicubit mulut berkata sakit
7 orang memang 7 kepala
7 pemikiran akan menghasilkan 7 warna
Yang pada akhirnya jika warna itu disatukan
Maka akan membentuk sebuah warna pelangi
Indah jika dipandang oleh mata ini
Setiap orang mempunyai pengalaman berbeda
Dan pengalaman masing-masing itu akan pasti membentuk perbedaan
Namun perbedaan itu wajar
Itulah warna
Yang membuat kapal itu bisa lebih hidup dan kuat
Karena setiap kita naik tingkat pasti akan ada ujian
Jadi mengapa semua itu musti menjadi beban
Padahal saat itu ketika aku masih juga berpikir jika 6 ditambah 4 itu jadi 2
Ternyayta masih ada yang membuatku tersenyum
Yang membersmaiku terus saja memacuku untuk harus bekerja dengan sepenuh hati
Dan dari yang 6 itu masih ada yang terus membersmaiku
Mungkin adanya berbeda dengan yang membersamaiku
Dia terus memotivasi aku disaat aku terjatuh
Saat aku berpikir prestasi belajarku memburuk
Ada yang menjawab padaku bahwa dia dapat menjadi juara
Padahal setahuku dia lebih banyak mempunyai amanah dibanding aku
Aku tak sebanding dengan dia
Dia selalu juara dengan amanah yang begitu beratnya
Aku masih butuh belajar banyak hal
Memang tidak ada yang sempurna tapi katanya menuju sempurna itu bolehkan
Meski tak semua seperti dia, tapi ada juga yang berkata
Bahwa aku tak sendiri, dia tetap ada msti dia tidak ada dihadapan kami
Ketika aku ingin menangis dia menyruhku untuk berbalik
Setelah itu aku titiskan dan berbalik dan menggantinya dengan tersenyum
Saat aku merasa tersjatuh, maka sejenak aku disuruh terpejam
Kemudian aku disuruh mengingat senyum kedua orangtuaku
Saat aku merasa sepi namun saat aku menoleh ternyata aku tak sendiri
Masih ada senyum yang akan membersamaiku
Dan ketika aku merasa putus asa maka akan ada pertolongan dari DIA Sang Maha Pemberi Pertolongan
Semua itu membuat aku berpikir kembali jika 6 ditambah 4 itu bisa menjadi satu
Karena tidak ada kata aku kamu dalam keluarga
Karena aku ditambah kamu adalah kita
Meski tak semua sepenuhnya melakukan hal yang sama
Tapi  yang aku tahu tetap akan ada yang membersamaiku untuk tetap tersenyum bersama
Pertanyaan yang selalu terbersit dalam hatiku
mengapa aku tetap harus berada di perahu itu?
Mengapa perahu itu ingin aku terus naik?
Pertanyaan yang perlahan mulai terjawab seiring berjalannya waktu
Walau itu terjawab dengan secara tersirat namun sekarang aku paham
Aku belajar mengenal banyak hal di perahu itu
Beragam warna perbedaan ikut menyertai dalam 2 tahun perjalanku di atas perahu itu
Bersama kami belajar mengenal arti sebuah keluarga, walau terkadang kami sering berselisih paham
belajar arti sebuah senyuman meski terkadang kami harus mengurai air mata
Belajar arti sebuah kepercayaan walau terkadang diantara kami sering berkeluh
Belajar bagaimana arti memberi walau terkadang kami juga sering menuntut
Belajar untuk menjadi orang asing atau penyeberang jalan dunia ini
Dengan begitu jika kami berada di sore hari, maka kami tidak akan menunggu pagi hari,
dan jika kami di pagi hari maka kami tidak akan menunggu sore
kami belajar untuk terus melakukan sesuatu hal yang terbaik
belajar bagaimana menjadi seorang yang bermanfaat
seperti hujan lebat yang mengenai tanah.
Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air
lalu tumbuhlah rerumputan yang banyak.
Daripadanya ada yang keras dapat menahan air
Sehingga akan bermanfaat bagi semua
Ada pertemuan memang akan selalu ada perpisahan
Kalimat yang membuatku sekarang ingin menitiskan air mata
Karena setelah sekian lama
Kini aku menemukan jawab dari pertanyaan itu
Kenapa aku ada, kenapa perahu itu tetap ingin aku menaikinya
Karena satu hal aku mencintai perahu itu
Kesempatan yang tak akan bisa dibeli
Bersama menghabiskan waktu, senang bisa mengenal perahu itu
Bersama melawan keterbatasan walau dengan sedikit kemungkinan
Namun bersama kami belajar  bahwa tidak ada aku dan kamu dalam perahu itu
Tetapi aku dan kamu itu adalah kita
Dan satu ditambah satu itu bisa menjadi satu
Aku pun telah menemukan pelangi
Setelah badai yang kami lalui bersama
Yang membuat kami bisa tersenyum bersama di taman itu
Kenangan yang akan kubawa pergi bersamaku
Sehingga saat malam aku melihat langit luas, dengan bertaburan bintang
aku hanya ingin datang tepat waktu selagi malam masih banyak dijanjikan berjuta “BINTANG” oleh-NYA

15/02/11

hujan yang tak biasa..


Malam  itu langit begitu gelap

Padahal sebelumnya tampak begitu cerah

Ditemani sang bintang

Saat ia kutemui dalam bentuk menyabit

Berharap untuk tidak turun bulir itu

Karena saat ini yang aku ingin

Ialah tetap melihatnya menyabit

Namun apa yang kudapati

Sang lazuardipun berkata lain

Terasa begitu sesak

Aroma basah ini tak aku inginkan

Tik.. tik.. tik...

Rintik yang berlalu begitu cepat

Berganti bulir yang turun kian derasnya

Bumipun langsung basah

Tubuh inipun hanya terdiam

Hanya bisa melihat kian derasnya

Tanpa bisa berbuat apa

Malam kian semakin gelap

Ia tetap dengan derasnya

Ditambah Kilatan cahaya disertai raungan

Menambah rasa ini semakin bergetar

Rasa takutpun datang menyelimut

Berharap Semoga lekas reda

Tapi mengapa malah semakin kencang

Kapan berhentinya

Aku terus bertanya

Namun kali ini hujannya tak biasa

...................................................

Semoga lekas menyabit