21/10/10

menunjuk langit


Malam berganti pagi, ketika suara adzan belum berkumandang saat dimana orang-orang lebih suka untuk terlelap terbukalah mata seorang pemuda yang hendak ingin melakukan rutinitas dipagi hari. Ialah Lana seorang pemuda yang berasal dari desa yang tidak cukup dikenal oleh kebanyakan orang. Namun dia cukup senang tinggal didesa tersebut, dengan segala keramahan yang ada dan keasrian tempat yang masih terjaga. Pagi itu ia langsung pergi ke sebuah tempat dimana setiap pagi ia mengambil air untuk mengisi bak mandi yang biasa digunakan buat ia mandi. Saat itu cuacanya begitu dingin, ia mengenakan sebuah jaket dan sarung dan membawa 2 buah ember yang dipikulnya dengan sebatang bambu. Jarak yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumah tempat ia singgah, sehingga setiap pagi ia tidak terlalu capek untuk bolak-balik mengambil air hingga bak mandi terisi penuh. Tapi anehnya pagi itu pada saat ia baru sepertiga bak terisi saat ditengah jalan mendadak kakinya lemas. Ia pun memutuskan untuk bersandar sebentar di sebuah pohon besar dekat gubuk tua yang tidak jauh dari rumah Lana. Iapun mulai meletakkan ember dari pikulan  yang sudah terisi air penuh kemudian ia mulai memijati kaki-kaki yang terasa lemas seorang diri.
Keluarlah seorang yang sudah mulai berumur tertatih-tatih berjalan menggunakan sebuah tongkat dari gubuk tua tersebut. Orang tua itu memang setiap pagi selalu bangun dan pergi ke sebuah langgar yang terletak agak jauh dari gubukknya. Saat itu terjadilah obrolan diantara mereka :
Lana    : Kek, mau kemana?
Kakek : biasa nak pergi ke langgar.
Lana    : oh, pagi bener kakek bangunnya, padahal adzan masih setengah jam lagi.
Kakek  : kakek kan sudah renta , jalannya pelan jadi nanti takut sampai tidak pada waktunnya.
Lana    : kenapa kakek yang sudah renta ini memaksa untuk tetap pergi ke langgar, padahal kakek bisa saja sholat dirumah.
Kakek : (sambil menunjuk langit) lihatlah langit itu nak, bentar lagi berjuta bintang disana sebentar lagi akan tidak ada. Nantipun kita tidak tahu apa mentari pagi akan tetap bersinar atau akan tertutup mendung. Dulu aku sempat yakin mentari pagi akan terus bersinar dipagi hari namun saat itu aku temui mendung dipagi hari. Saat aku yakin siang yang cerah akan berganti dengan malam bertabur bintang tapi yang kutemui dimalam itu hanyalah mendung yang menutupi gemerlap langit malam. Kakek hanya ingin datang tepat waktu selagi pagi masih banyak dijanjikan berjuta “BINTANG” oleh-NYA.

06/10/10

maaf Buat Joan


….
Malam itu tak seperti biasa, suasana dikamar itu menjadi berbeda dari biasanya. Kamar yang sebenarnya sepi tiba-tiba terdengar suara aneh ditelinga Rara. Suara-suara yang sebenarnya sudah tidak asing lagi ditelinga Rara muncul dalam kesunyian malam, memecah heningnya suasana di malam itu. Seluruh tubuh Rarapun menjadi gemetar, hati yang semula sedih sepeninggal sahabat karibnya Joan kinipun berubah menjadi rasa takut yang amat sangat. Tangannya gemetar, jantungnya berdebar tidak karuan dan keringat dinginpun muncul ketika ia ingin memegang gagang pintu kamar itu, serasa takut dan tak ingin untuk membuka pintu kamar itu, namun dengan sekuat tenaga akhirnya ia pun mencoba untuk memberanikan diri membuka pintu tersebut. Perlahan-lahan ia mulai memutar gagang pintu itu dan dengan perasaan takut ia mulai membuka pintu. Iapun hanya berdiri didepan pintu kamar menyaksikan wajah-wajah yang masih samar di mata Rara sedang berbincang-bincang dikamar tersebut. Dengan seksama iapun menyaksikan percakapan tersebut, tanpa disadari iapun merasa mulai mengenali percakapan tersebut namun terasa masih samar. Dalam hati ia berkata ‘ aku serasa mengenal percakapan ini tapi dimana?”.  Iapun mulai melangkah kedepan namun tak berapa lama ia menghentikan langkah seraya wajah yang tersamar mulai menjadi jelas untuk terlihat kemudian dengan tiba-tiba memutuskan untuk segera lari keluar dari kamar tersebut. Ia berlari dengan kencang dan kemudian langsung menuju kamarnya dengan perasaan takut  yang masih terasa.
Sore hari sebelum malam itu Rara berada dirumah temannya Joan. Ia datang bersama Heni salah satu sahabatnya. Air mata merekapun mulai terurai saat melihat bendera merah terpasang dirumah Joan. Suasana ramai yang tiap hari ada ditengah-tengah keluarga Joan saat itu berubah menjadi suasana yang penuh keharuan. Pagi hari sebelum peristiwa itu terjadi seperti biasa Joan dan Heni yang memang tetangga dekat hendak pergi ke rumah Rara menjemputnya untuk pergi kuliah. Namun tak seperti biasanya Joan tidak memakai mobil yang biasa ia kendarai karena memang sedang berada dibengkel langganan keluarganya, ia hanya naik sebuah motor tahun 90an milik ayahnya untuk menjemput Rara. Heni pun, yang semula biasa nebeng dimobil Joan kini harus mengendarai motor matic kesayangannya yang baru dibeli 3 bulan yang lalu. Berdua mereka berangkat menuju rumah Rara namun sebelum sampai dirumah Rara tiba-tiba hp joan bordering, iapun membuka sms yang isinya ‘Joan jika dalam 10 menit kamu tidak sampai kerumahku aku tidak akan memberi jawaban atas pertanyaanmu semalam’. Lalu melihat sms dari Rara iapun memacu motornya dengan kencang. Henipun sempat berteriak ‘Joan, jangan terlalu cepat jalanan sedang rama’. Namun ia tak menggubris teriakan dari Heni, ia tetap mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Hp joan terus saja beredering kali ini suara dering telepon ia pun mengangkat Hp karena dilayar muncul nama Rara. Namun tiba-tiba ada seorang kakek tua menyeberang jalan. Tanpa sempat berpikir iapun membelokkan motornya kea rah kanan. Ia tak melihat kalau dibelakangnya ada sebuah metromini.
Kejadian itu terlalu cepat, metromini yang berada tepat dibelakang itu menubruk motor joan, ia pun terpental dari motornya dan helm yang dikenakan tiba-tiba melayang. Waktu itu joan tidak mengaitkan helmnya jadi saat peristiwa itu helmnya terpisah dari kepala joan. Bruk.. kepala joan pun menghantam aspal darah mulai berceceran kemana-mana. Orang-orangpun mulai berkerumunan melihat dan beberapa mulai menolong meminggirkan motor dan mengangkat tubuh Joan yang sudah berlumuran darah kepinggir jalan. Tanpa sempat untuk dibawa kerumah sakit Joan sudah menghembuskan nafas yang terakhir. Hpnya pun terpental kepinggir jalan dengan masih tetap berdering.
Ditempat lain Rarapun mulai gelisah karena selama 1 jam Joan dan Heni belum sampai kerumahnya. Ia terus menelpon Joan dan Heni, namun telepon dari Joan tak pernah diangkat. Disisi lain telepon Henipun selalu sibuk. Tanpa tahu apa yang terjadi ia memutuskan untuk berangkat kuliah diantar oleh kakaknya Anto. Ia pun kuliah seperti biasa, Rara adalah salah seorang yang agak pendiam dikelasnya. Ia hanya mau berbincang dengan orang yang sudah akrab dan telah mengenalnya. Ia tidak terlalu dekat dengan teman lain hanya joan dan henilah yang memang telah menjadi teman sejak SMU Rara bias menjadi anak yang ramai.
Suasana kuliah seperti biasa gaduh menanti dosen yang tak kunjung dating. Namun tiba-tiba suasana menjadi sunyi ketika salah seorang ketua kelas mengumumkan sebuah berita yang membuat suasana kelas menjadi senyap. “teman-teman satu angkatan, 5 menit yang lalu aku mendapat telepon dari sahabat kita Heni, katanya teman kita joan mengalami sebuah kecelakaan dan kini ia sudah tenang berpulang kehadirat-Nya. Keluarganya memutuskan untuk langsung memakamkan Joan sore ini juga. Bagi teman-teman yang ingin melayat kita akan kesana pukul 12. Marilah kita berdoa agar amal ibadahnya diterima dan ia mendapat tempat terbaik di sisi-Nya”.  Tiba-tiba suhu tubuh  berubah menjadi dingin, ia mencari hp nya ditas, tapi ternyata hpnya tidak ikut terbawa kedalam tas. Setelah itu mendadak matanya mulai mengabur, terlihat samar dan akhirnya ia saat ia mencoba berdiri ia langsung jatuh pingsan dan kemudian teman-temannya mencoba untuk membawanya ke ruang kesehatan kampus.
….
Keesokan harinya tak seperti biasa Rara yang sebelumnya salah seorang pendiam menjadi seorang yang ramai. Saat kekampus ia jadi rajin untuk berdandan, kebiasaan yang tak pernah ia lakukan namun kini ia lakukan. Ia mulai berani berbincang-bincang dengan orang lain  terutama para cowok tak peduli apa orang itu kenal dekat dengannya atau tidak yang jelas Rara kini menjadi seorang yang ramai. Henipun terkejut melihat perubahan yang terjadi pada Rara. 180 derajat ia berubah dari yang biasanya. Ketika Heni ingin mengajak bicara kini Rara sudah tidak mau. Bahkan kini Rara juga tak mau kenal lagi dengan dengan Heni. Ia hanya mau berbincang-bincang dengan para cowok. Alhasil Rara yang sebenarnya berparas cantik memang banyak diterima keberadaannya oleh para cowok. Heni pun hanya tertegun aneh melihat perubahan Rara. Ia hanya bisa melihat sahabatnya dari jauh melihat perubahan yang sebenarnya Heni tidak suka.
Namun suasana aneh terjadi pada saat Heni sampai dirumah. Ia menjadi seorang yang sangat pendiam. Tak seperti di sekolah, ia menjadi seorang yang murung. Sore itu seorang teman lelaki yang bertamu dan iapun tidak mau menemuinya. Ia hanya menyendiri dikamar. Perubahan yang sangat jauh berbeda pada saat ia disekolah. Yang anehnya lagi pada malam harinya saat ia berada dirumah ia memegang Hp lalu ia menelpon Heni agar ia mau datang kerumahnya dan ngobrol dikamar yang dulu sering mereka bertiga bareng ngobrol. Namun karena Heni dari 1 minggu yang lalu sudah kerja part time di sebuah kafe tidak bisa meng-iyakan permintaan Rara. Heni musti bekerja demi dapat membantu orang tuanya untuk membayar biaya kuliahnya.
Rara pergi kekamar itu, seperti malam sebelumnya ia mendengar suara-suara aneh yang muncul dikamar itu. Sama seperti malam sebelumnya ia mulai membuka pintu kamar itu dan dalam bayangan matanya samar ada 2 orang yang sedang bercakap-cakap dikamar. Namun masih samar di mata Rara, ia juga merasa mengenal wajah dan percakapan yang terjadi didepan. Rara hanya berada dipintu kamar.
….
Keesokan harinya Heni yang semalam ditelpon Rara menghampiri Rara untuk mengajak dia ngobrol. Namun apa yang ia dapat tenyata Rara tidak mau ngobrol dengan Heni. Ia tak mempedulikan Heni dan asik ngobrol dengan para lelaki. Heni yang sudah senang saat semalam Rara telpon kini menjadi terheran pada sikap Rara. Iapun berpikir apa karena ia tidak datang kemarin malam. Tanpa berpikir panjang, Heni segera menyingkir dari percakapannya dengan Rara dengan teman lelakinya.
Siang harinya saat di kantin ia mencoba untuk menegur Rara yang sedang asyik ngobrol dengan para teman-teman cowok dikantin. Heni yang tak bisa marah pada Rara hendak ingin meminta maaf kepada Rara karena semalam ia tidak bisa datang. Alih-alih mendapat maaf, Rara yang merasa terganggu tiba-tiba menampar heni tanpa sebab yang jelas. Heni yang tak bisa membalas hanya bisa lari menyingkir dari hadapan Rara. Heni lari menuju ke balik gedung tempat mereka bertiga dulu sering berkumpul. Heni hanya bisa mengeluarkan air mata di sana dan berpikir sekarang Rara berubah menjadi orang asing yang tak mau kenal dengannya. Henipun hanya bisa menangis sendiri ditempat itu. Satu jam setelah Ia menangis kemudian pulang kerumah untuk siap-siap pergi ke kafe tempat ia bekerja. Tanpa sengaja Hpnya tertinggal dikursi tempat ia duduk.
Sepulang kuliah, seperti sebelumnya ia menjadi seorang yang pendiam yang suka murung dikamar sendirian. Setiap ada teman laki-lakinya yang bertamu ia tidak mau menemuinya. Ia lebih suka berada dikamar. Dan tepat pukul 8 malam ia memegang gagang telpon rumahnya dan mencoba menghubungi Heni. “halo, heni.. saat ini kau ada dimana? Bisakah kau datang kerumah sekarang?”. “Maaf Rara, saat ini saya sedang bekerja di kafe, jadi tidak bisa datang kerumahmu. Kamu hubungi Joan saja” tiba-tiba suara itu muncul ditelinga Rara, suara yang sebenarnya tidak ada namun selalu terdengar ketika ia mencoba menelpon Heni. Setelah memegang gagang telpon ia menuju kamar itu. Iapun berdiri dikamar itu dan menyaksikan adegan yang masih samar dalam ingatan Rara. Sebuah adegan percakapan yang rasanya ia kenal namun ia tidak bisa mengingatnya.
Keesokan harinya tetap seperti itu, ketika di sekolah ia menjadi seorang yang ramai dan saat ia dirumah ia menjadi seorang yang pendiam dan murung. Sore hari lebih suka menghabiskan waktu dikamar dan ketika jam 8 ia memegang gagang telpon dan seraya terus menghubungi Heni agar ia mau datang kerumah setelah itu ia berdiri didepan pintu kamar itu menyaksikan sebuah adegan percakapan yang masih tersamar di ingatannya. Kejadian itu terus setiap malam ia lakukan sama untuk malam-malam selanjutnya. Dan  hal aneh lain terjadi setiap ada yang ingin bertemu Rara selalu tidak bisa menemuinya. Selalu dan selalu padahal siang hari mereka sudah janjian untuk pergi keluar bersama namun setelah sampai dirumah Rara tidak mau menemui mereka. Hal itu terus berlanjut sampai orang menjadi terbiasa dengan sikap Rara yang seperti itu.
Hari ini tepat 1 tahun kematian Joan. Malam itu kebetulan Heni sengaja mengambil cuti karena ingin menemui Rara di rumahnya. Heni yang sudah melupakan tamparan Rara waktu itu berniat menghampiri Rara dan mengajaknya bareng ke rumah Joan untuk mengadiri 1 tahun meninggalnya Joan. Heni yang nomernya sudah ganti karena dulu hpnya hilang mengirim pesan ke hp Rara. “ Ra, entar jam 8 aku ke rumahmu, kita bareng ke rumah Joan”.
Sesampainya dirumah Rara ia Heni bertanya kepada ibunya Rara “ maaf tante, Raranya apa ada?” ibunya yang terheran melihat Heni yang berada di depan pintu rumah berkata “ kata Rara kamu kerja di kafe dan tidak bisa datang ke rumah, kok tiba-tiba kamu datang kemari?” Heni pun terkejut, ia merasa tidak merasa menerima telpon dari Rara. “ setiap malam Rara selalu bilang kamu sekarang sibuk dan tidak bisa bisa datang keruamah.” Heni yang tidak merasa menerima telpon dari Rara akhirnya bergegas menghampiri Rara. Tepat di depan pintu kamar Rara berdiri Heni terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Rara. “hen, ternyata kamu jadi bisa datang itu didalam sudah ada joan sedang berbincang dengan siapa aku tidak tahu. Ayo masuk aku takut karena aku tidak tahu siapa yang ada didalam menemani Joan, mungkin kamu kenal?” Heni yang masih tertegun langsung memeluk Rara dan air mata keluar deras dari mata Heni..
Malam sebelum kematian Joan, tepat pukul 19.30 Rara merasa kesepian dirumah dan menelpon Heni agar ia mau datang kerumah menemaninya. Namun karena masih bekerja Heni menyuruh agar Rara menghubungi Joan agar bisa menemaninya. Saat itu tepat pukul 8 malam Joanpun bersedia menemani Rara. Joan yang memang sudah lama suka kepada Rara malam itu mengutarakan isi hatinya kepada Rara. Saat itu Rara masih bingung dengan apa yang harus dijawab atas pertanyaan Joan apakah ia mau menjadi pacarnya. Rara meminta waktu semalam untuk berpikir, Joanpun yang tak ingin memaksa memberi waktu semalam untuk berpikir. Malam itu Joan juga sempat berkata “ Ra, kamu berubah dong biar bisa menjadi orang yang penuh keceriaan jangan cemberut melulu entar cepet tua lho. Sekali-kali menjadi anak yang ramai bolehkan? Toh kita juga tak melakukan hal yang menyalahi aturan. Menjadi orang yang sedikit ramai itu tidak salahkan”. Pinta terakhir Joan dimalam sebelum akhirnya jam 10 malam Joan pulang kerumah.

18/08/10

dengan arti yang berbeda..

kudengar dengan jelas dan kuperhatikan seksama lirik lagu ini..

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Reff:
Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Back to Reff:

Janganlah berganti
Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

(_sahabat kecil - ipang_)

Tepatnya ,mungkin bukan cerita tentang sahabat kecilku. tapi cerita yang kumulai bersama mereka. Dengan perbedaan warna itu bagiku kami telah menciptakan perpaduan yang indah bahkan melebihi pelangi...

"Kesempatan yang takkan terulang dan selalu kan menjadi kenangan terindah. terimakasih kawan..."

02/08/10

bunga

Tak usah ditanya mengapa ku pilih
Bunga yang mewangi terliar berseri
Yang tak akan nampak di mata pun
Berwarni dari lain-lain
Segan untuk aku sapa
Walau ada maksud yang ku sembunyi

Pernah ku mencuba terima seadanya
Sayang ia selalu calarkan sudut hati ku
Hingga lelah jiwa ku dikecewa
Yang tak mungkin berpaling kembali
Namun ku yakinkan nanti
Tuhan pasti beri gantinya

Ku mohon kau yang indah pada mu
Untuk ku tatap menawar resah ku
Kekal aku di situ harungi cinta

Dan aku pohonkan yang baik
Bersantun kata kata tentang cinta
Bicarakan rindu pada ku
Mengharum selamanya

By : Exist (J.S. Kevin / Musa Exist)

28/06/10

optimalisasi otak tengah?

Anak Menjadi Genius dengan Aktivasi Otak Tengah (Midbrain)

Aktivasi, anak, Asia, Cetak, daerah, Elektronik, Fenomenal, Fungsi, genius, Genius Mind Consultancy, GMC, Healty Life, Heboh, Indonesia, informasi, Istimewa, Jepang, Kalimantan, Media, Mesencephalon, Metro TV, MidBrain, negara, Orangtua, otak, Otak Tengah, Pelatihan, pendidikan, positif, RCTI, Sumatera, Teori, Zat |

Hampir sebagian kota besar di Jawa (juga sebagian kecil di Sumatra dan Kalimantan), akhir-akhir ini dihebohkan dengan informasi tentang pelatihan yang digelar untuk anak usia 5 hingga 15 tahun. Pelatihan tersebut digelar oleh Genius Mind Consultancy (GMC) Indonesia dengan programnya Aktivasi Otak Tengah atau Midbrain (Mesencephalon).

Aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. Teori penggunaan otak tengah sebenarnya telah banyak dilakukan pada banyak negara di Asia terutama Jepang. Jepang telah lama melakukan praktek aktivasi otak tengah pada anak-anak. Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengah akan memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak yang otak tengahnya belum di aktivasi.

Berbagai media cetak dan elektronik pun tidak ketinggalan dalam meliput serta menginformasikan proses aktivasi otak tengah ini. Tanggal 30 Desember 2009 kemarin di acara Healty Life Metro TV mengambil topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan oleh para orang tua yang mempunyai anak usia sekolah 5-12 tahun mengenai aktivasi otak tengah.

Siapa saja yang masih bisa di aktifkan otak tengahnya. Mengapa orang dewasa sudah sulit di aktifkan otak tengahnya. Semua langsung dari nara sumber nya:
Bapak Donny Satiya (expert aktivasi otak tengah Indonesia), Dr. Sylvia F. Lumempouw, SpS (dokter spesialis syaraf) dan Dr. Syailendra, SpKJ (dokter spesialis kejiwaan/ Psychiater).

(http://aespee.wordpress.com/2010/01/09/anak-menjadi-genius-dengan-aktivasi-otak-tengah-midbrain/)


13/04/10

social loafing

ketika membuka sebuah buku karangan Baron & Byrne terari dengan sebuah kata 'social loafing'. coba ku membaca dan apa yang ada ternyata tak sesuai dengan perkiraan. (maklum awak tak pandai dengan bahasa negeri nan jauh di mato).

sedikit ulasan saja, 'bayangkan anda dan beberapa orang lain menolong seorang teman untuk pindah. Untuk mengangkat sebuah perabot rumah tangga yang berat secara bersama-sama. yang menjadi soal itu bukan kebersamaan tapi apakah semua orang mengeluarkan usaha yang sama? Mungkin jawabnya tidak, karena sebagian orang pasti akan mengmabil sebanyak mungkin beban selagi mereka bisa, dan beberapa orang lgi mungkin hanya menentuhkan tangan saja, mungkin  mengeluh dengan keras untuk berpura-pura bahwa mereka telah menolong lebih banyak daripada sebenarnya.

tak semua nyalanya terang

singkatnya... fenomena ini terkait dengan hal yang namanya 'social loafing' yakni pengurangan motivasi dan usaha ketika individu bekerja secara kolektif dalam kelompok dibandingkan saat mereka bekerja sendiri atau sebagai rekanan yang independen
Lalu bagaimana dengan anda????
apa penyakit itu mengidap didiri anda?


16/03/10

Melihat lepas sebuah tepian pantai
nampak berdiri tegak menantang sapuan ombak air laut
mereka menamakannya karang
begitu kokoh ia berdiri disana
padahal arus ombak itu begitu deras
hingga sang kelanapun takut untuk berdiri disana
takut jika nanti akan terseret
namun mengapa sang karang tetap tegak disana
bahkan sapuan air itu
malah menambah indah tepian itu
sang kelanapun hanya tersentak
terdiam melihat kekokohan karang tersebut
namun dalam diamnya
ia pun berkata,
aku memang tak setegar karang
akupun mudah terseret air laut tersebut
bahkan yang alirannya tidak terlalu kencang
aku memang tak seindah sang karang badak
bahkan aku tak pantas dibandingkan dengannya
terkadang
dalam diamku
mata ini berkaca,
bahkan terkadang sampai jatuh
tak kuasa untuk menahan
bahkan senyumpun tak bisa menutupi
terkadang dalam senyumku
aku menyimpan suatu kemarahan
atas suatu hal yang sedang terjadi
namun tak bisa aku lepas kemarahan itu
hanya bisa dengan senyuman
sekali lagi hanya dengan senyuman
aku memang tak setegar karang
aku memang tak seindah sang karang badak
namun perkenankan aku
untuk tetap menantang ombak itu
sampai kaki ini bilang
sudah tidak kuat menancap lagi
perkenankan aku untuk melakukan apa yang aku bisa
sehingga dalam diam dan senyumku
aku kan tetap melihat senyum lepas itu..

23/02/10

Langit tak slamanya biru


Untuk pertama kali aku berani mengungkapakan sesuatu yang beda pada blogku kali ini.SISI LAIN dalam sebuah keberhasilan dari apa yang namanya KEKELUARGAAN yang katanya didasari dengan rasa IKHLAS yang pada kenyataannya akan terlihat dari sedikit cerita dibawah ini. Bagi yang nanti merasa silahklan marah dan protes siap aku menerima konsekuensinya jika nantinya kalian akan membenci saya. Untuk yang pingin menangis silahkan tapi air mata itu saya rasa tiada akan berguna jika kelak ternyata masih diulangi lagi…

Berawal dari penerimaan, ‘ hore, aku ditempatkan di sebuah tempat yang sesuai’ disisi lain, ‘mengapa aku ditempatkan disini?’ apakah semua akan optimal. Kata temanku, ketika kita bekerja dengan 10 orang jangan kau berharap semua akan melakukan tugasnya dengan sepenuh hati. Karena dari 10 orang itu hanya akan ada orang yang amsih 1 orang yang tidak melakukan apa-apa. 2 orang bekerja dengan kurang dari 50%, 4 orang bekerja dengan tingkat 50%,  2 orang bekerja dengan tingkat 80% dan 1 orang yang bekerja 99%. Lalu bagaimana dengan mereka. SILAHKAN JAWAB SENDIRI!!!

Di tengah perjalanan, kalau dibilang budaya SENTRIS yang sering muncul, bagaimana tidak KATANYA jobdesk saya kan disini jadi ‘aku’ musti melakukannya dengan semaksimal mungkin karena takut diakhir akan dipertanyakan aku kan sudah melakukan tugasku dan diakhir nanti ingin MENTERENG nama ‘gugusannya’ disaat pertanggungjawaban didepan kertua dan anggota semuanya. Jadi musti berhasil, caranya ‘aku’ musti bekerja dengan orang yang benar-benar bisa kuajak kerjasama dan track recordnya paling bagus diantara semuanya. Akan kututup JALAN BAGI YANG LAIN untuk ikut serta membantu. ‘Kami, kan sekelompok HIMPUNAN PENGURUS, bukan HIMPUNAN MAHSISWA, dan ‘aku’ tak mau bekerja dengan orang yang lelet, entar kalau ‘acara aku’ gagal enggak bisa mentereng lagi, terus kalu rugi banyak bagaimana siapa yang mau tombok. Jadi saya langsung tembak aja orang-orang yang akan kuajak kerja bareng. AKHIRNNYA ada sebuah pertanyaan muncul ‘ mas, apa sih tujuan kita selama ini, MAU dibawa kemana, kok yang selama ini kita cuma diajari caranya menjadi EO, kiat tidak tahu apa sih yang kita dapatkan, yang ada akhirnya kami terforsir, dan lama kelamaan kok terasa BERAT dan kami juga bisa merasa JENUH. Tiap kali kegiatan musti kami yang dilibatin’. Kita bekerja tanpa tahu kemana arah tujuan atau esensi dari apa yang kami lakukan selama ini’. Bagaimana mungkin kita merasa nyaman kalau kayak gini. Kami penumpang angkot juga harus tahu kemana angkot ini akan berhenti. Dan kenapa yang diatas cuma bisa ‘diam dan tersenyum’ melihat semua ini. Kami butuh sesuatu yang tersurat. Sampai pada akhirnya akan muncul pertanyaan dihati ‘bertahan’ atau ‘tidak’ sulit untuk mengambil keputusan itu. Karena….. SILAHKAN ISI SENDIRI!!!

Hore acaraku gede dan sukses semua labanya banyak, jadi besok bisa buat makan-makan aja. Ahahaha… ternyata ditempat lain, apa yang terjadi, “ o, iya aku masih punya amanah, tapi kan ini amanah ini cukup kecil, paling entar diakhir juga tidak ditanyakan. Ini kan cukup spele, jadi tak apalah jika tak dikerjakan atau mungkin entar kukerjakan sambil jalan soalnya aku lebih berminat disisni, juga tidak mungkin menolak ajakan dari teman. Kalau acara di komiteku kan cukup kecil jadi nanti bisa dihandle yang lain.” Dan bagaimana akhirnya kegiatan yang kalian tinggalkan, SILAHKAN REVISI SENDIRI!!!”. Kembali kesini, acaraku kan gede maka harus BERHASIL dong, kalau tempat lain mana aku peduli, disisi lain ternyata ada sebuah komite yang keteteran dalam menjalankan tugasnya dan terlihat kayak tiada yang PEDULI, karena katanya yang disana itu kan tugas yang harus kalian lakukan jadi itu derita loe.. saking geramnya ada yang pingin ‘bakar suatu acara’ gara-gara acara itu serasa menyerap benar-benar SDM yang ada dan serasa kurang memperhatikan apa yang menjadi kesulitan mereka. Lalu kemudian apa yang terjadi, SILAHKAN PIKIR SENDIRI!!!

Mungkin saat perjalanan akan masih banyak lagi yang lain, namun tunggu episode itu aku tulis (jika masih mau kulanjutin)…aku memilih memotong disini dan kulanjutin di akhir…

Akhir pertanggungjawaban tiba, wah harus nyiapin semua apa yang telah ‘aku’ kerjakan selama satu tahun. Wah komiteku ternyata paling mentereng dibanding komite yang lain. Ahahaha. Senangnya, tak percuma yang kulakuin selama setahun ini. Ditempat lain, ………………………… SILAHKAN ISI SENDIRI TAKUT SALAH!!! Bagi yang ingin menulis.

MENGAYOMI…itulah yang menjadi tren diakhir kepengurusan selain kata KOMUNIKASI. Tak perlu aku jelasin karena pada tulisan ini aku pingin menjawab sebuah pertanyaan, lihatlha dibawah ini,

Ilustrasinya dimulai begini, berawal dari wah komiteku ternyata sukses dan kami meiliki kas yang cukup banyak jadi enaknya buat apa ya?

Satu Diwariskan aja ke pengurus periode berikutnya aja, kan lumayan buat menambah kas komite selanjutnya. Kita kan HIMPUNAN KOMITE MAHASISWA bukan HIMPUNAN MAHASISWA jadi ngapain mikirin yang lain. Ini juga kan hasil dari kerja ‘komiteku’ jadi ngapain mikirin yang lain, mereka ada kas buat tahun depan ya gak pa-pa toh gak ngaruh, bagi yang gak ada itu esok derita loe, ngapain kami ikut mikirin. (lagi AMNESIA atau hilang ingatan, kalau mereka bekerja selama ini dengan siapa, mengambil SDM darimana, karena duit itu memang …).cuma bisa tersenyum aja, karena menurut saya pribadi ternyata memang komitesentris tetap berlaku dan batasan antara melupakan apa yang tlah diberikan orang lain dan memperjuangkan kemauan EGO KOMITE itu terlalu tipis. Dan dengan ringannya menganggap apa yang menjadi SISA dari kegiatan itu milik komite padahal itu uang rakyat namun karena itu tertutup ya menjadi maklum aja NAMANYA JUGA SEDANG AMNESIA ATAU KHILAF…

Dua buat makan-makan pembubaran aja, itu kan hak kita ngapain diberikan utuh ke pengurus yang diatas. Mereka kan gak kerja apa-apa, toh juga jika ditangan mereka gak tahu pengelolaan selanjutnya gimana jadi ini kan upah atas jerih payah kami selama ini. Itulah ketika IKLHAS ternyata beda tipis dengan pemuasan ego. Ditempat lain, ternyata cukup mencengangkan karena apa, ya,,,, karena ternyata ada komite yang bingung bagaimana perpisahan buat pembubaran, dapat duit darimana. Ternyata ada yang ngerogoh kocek masing-masing. Ada juga yang tidak melakukan perpisahan cukup dengan senyum aja karena apa ya karena acara ditempat sana kan bukan EVENT jadi mana mungkin bisa untung. Yang kami lakukan kan hanya menjalankan tugas dngan semaksimal mungkin dengan membantu yang lain tapi terkadang kami juga lupa apa yang musti dilakukan ditempat kami. Ahaha itulah cermin yang katanya KEKELUARGAAN, jadinya ya begitu ternyata….

Gak sampe disitu aja dilihat dari kacamata lain uang tersebut sebenarnya darimana toh hasilnya, siapa yang menghasilkan to, flashback kebelakang dulu yach, KEPANITIAN itu terbentuk ternyata melibatkan unsur dalam KOMITE LAIN bahkan ada yang ngambil dari NON-PENGURUS, dan dalam perjalanannya ada yang sampe jatuh dari motor, ada yang tombok duit, pulsa, bensin dan lain-lain seperti wah aku sring bolos kuliah ni bagaimana nilaiku entar??? Dari kacamata komite, tenyata ada beberapa AMANAH KECIL yang ditinggalkannya demi mensukseskan acara yang katanya GEDE itu. Namun pada akhir ternyata, uang itu masuk ke komite, terus buat apa??? JAWAB SENDIRI YA!!! Karena emang enak kalau AMNESIA itu…sedikit melupakan apa yang telah dilakukan dan diberikan orang lain ternyata enak bagi sendiri jadi lebih baik kan buat komite saya dan pengelolaannya terserah saya…

Gak mau bilang banyak lagi, cuma ternyata langit memang tak slamanya biru. Bintangpun tak selamanya akan terlihat karena akan selalu ada awan yang menutupi birunya langit ataupun indahnya sang bintang. Ketika awan gelap melukis yang ada bisa tawa riang makhluk pecinta hujan ataupun ketakutan anak kecil sehingga akan sulit untuk menampakkan senyum diwajah, SEDIKIT CERMIN DARI KEKELUARGAAN dan IKHLAS YANG SELAMA INI TERJALIN….
-maaf-

18/02/10

Buka seMangat baRu

(Ello)
Hello teman semua
Ayo kita sambut, hari baru telah tiba
Apa yang kurasakan, ku ingin engkau tahu
Dan berbagi bersama
Reff:
Buka kita buka hari yang baru
Sebagai semangat langkah ke depan
Jadi pribadi baru
Buka kita buka jalan yang baru
Tebarkan senyum wajah gembira
Dalam suasana baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
(Berry Saint Loco)
Coba diam walau hanya tuk sejenak,
Dengarkan kata dari sgala yang ku ucap,
Ku jelang pagi ini nikmati damai di hati,
Dalam waktu penuh arti karena aku dicintai,
Ku ingat kemarin suasana tak bersemangat,
Namun kini ku jalani dan semua rasanya tepat,
Bersama kita coba wujudkan harapan,
Membuka jalan dalam gapai setiap tujuan.
(Ipang)
Mentari bersinar selalu
Ini yang ku minta penuh semangat tertawa
Bersamamu teman semua
Karna ini saatnya kita nyanyi bersama
Back to Reff
(Lala)
Dengarkan hatimu, pastikan pilihanmu
Esok mentari kan datang, bawa sejuta harapan
Kita jumpa disana, berbagi bersama
Dan kita tahu, pelangi yang satukan kita
Buka kita buka hari yang baru
Sebagai semangat langkah ke depan
Jadi pribadi baru
Buka kita buka hari yang baru
Sebagai semangat langkah ke depan
Jadi pribadi baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah bukalah semangat baru
Bukalah semangat baru

07/02/10

Perjalanan mutiara bening..

Sifatku cair, tak bisa seseorangpun menggenggamku dan aku kan terus mengalir entah sampai kemana yang jelas aku kan terus menikmati perjalanan ini. Hmm dalam perjalanan aku ditemani tarian pohon, nyanyian angin, tawa ikan yang ikut temani serta kerikil yang senantiasa ada dan terbawa arusku. Sang ikanpun berjuang berusaha agar tidak mengikutiku, kalian hebat aku kagum. ach aku tetap harus berjalan dan terus berjalan selamat tinggal ikan-ikan kecil.

eh, sampai aku juga ke tujuan, wah ternyata ada sang ikan lagi, jumpa lagi dengan kalian, walau berbeda, eh apa itu ada batu besar, tapi bukan kerikil wah aku tak dapat membawa bersama, akan ku kikis kau, dan akan kubentuk kau agar orang mengagumi dengan bentuk yang indah.

Kenapa tiba-tiba aku ringan, aku tidak terlihat tapi hore aku bisa terbang. Selamat tinggal kerang, ikan, karang aku ternyata harus melanjutkan lagi perjalananku.

Wah, ternyata selainku ada yang bisa terbang, bukan ikan tapi ternyata namanya burung. Tapi dia tak melihatku, aku ingin terlihat kembali. Wah, ternyata warnaku putih, hai biru lazuardi bolehkan aku melukis disini, biar menambah elokmu. Tapi kenapa aku begitu ringan, ya udah ku lanjutkan perjalananku aja.

Lama kelamaan aku kangen juga ma ikan, pohon karang jadi sedih ni. Ech kenapa warnaku jadi hitam, kenapa aku jadi mengkristal, tubuhku sekarang jadi berat lagi tak kuat lagi menahan berat ini.. Angin kau mau bawa kemana, aku masih ingin menghias langit sore ini, memberi peneduh pada anak-anak kecil itu. Dengan berat aku hanya bisa berteriak sambil mengeluarkan cahaya indah menuju ke bumi. Hey, mentari saat aku turun nanti maukah kau membantuku. Menambah langit menjadi indah di kala senja, aku pingin menciptakan pelangi untuk kado buat sang biru, sebagai ucapan terimakasihku padanya. Sebagai ucapan maafku pada langit karena selama aku hadir aku hanya bisa menutupi indahnya langit malam. Sehingga aku tak lagi menutupi indahnya mutiara malammu.

Sulit dilupakan, tapi sekarang musti kembali menjadi mutiara bening yang kan selalu melangkah hingga kembali ketempat asal.

06/02/10

Mencari arti pelangi..

Bermula dari sore itu..
Ketika anak kecil takjub dengan peraduan warna langit sore itu
perpaduan yang begitu elok
setelah hujan disore itu..

esoknya ia bertanya apa arti ia ada disana
beragam jawaban ia dapatkan
pertama,
itu hanyalah fatamorgana
sebuah keindahan yang menipu
ada tapi semu
tidak nyata..
Kedua
itulah warna
yang kan menghias langit
itu nyata bukan bias
seperti warna yang ada dalam kehidupan
penuh warna ragam
yang tentunya indah

kedua hal itu benar namun mana yang benar
langkah berlanjut,
seketika ia merenung kembali
jawaban ketiga terpikirkan,
pelangi itu adalah perpaduan beragam warna menuju sempurna
seperti hidup yang harus dipadukan
memang tiada sempurna
tapi beragam warna itu akan menuju ketitik sempurna
keempat,
jangan kau lihat warna,
lihatlah yang lain
pelangi itu tidak datar
pelangi itu membentuk suatu lingkar
karena sesuatu itu selalu berhubungan
menuju ke arah mula
kelima
pelangi itu jembatan
penyatu dari 2 tempat
penyatu hati dan pikiran
ketika logika dijawab dengan rasa..

Pelangi memang akan selalu tampak indah,
namun, yang ku tahu masih banyak arti lain
seperti kata orang
sesuatu ada karena suatu alasan
ketika itu ada
setiap warna pelangi
ragam warna dengan arti yang berbeda
perjalanan itu kan kuteruskan
tetap melangkah
mencari arti pelangi
bukan sekedar indah,
bukan sekedar warna
tapi lebih dari itu..

31/01/10

sampai kapan?

 
Ketika mati lampu terdapatlah percakapa antara lilin dan anak kecil yang takut akan gelap..
x : lilin bolehkah aku bertannya?
l : emang mau nanyain apa?
x : kenapa kau menyala, padahal kan jika kamu menyala lama kelamaan kamu kan meleleh?
l : jika aku tak menyala siapa yang kan menerangi langkahmu ditengah gelapnya malam ini?
x : tapi apa kamu tak takut meleleh?
l : aku memang ada untuk itu, walau meleleh tapi tak apa.
x : sampai kapan kamu akan menyala?
l : sampai kamu tidak merasa takut akan gelap, sampai kamu memadamkan aku..
x : jika ku terlelap nanti apakah kamu kan tetap menyala?
l : di dalam lelapmu aku kan tetap menjagamu, meski kau tak membutuhkanku
x : sampai kapan?
l : sampai aku padam dan esok kamu kan kembali tersenyum.....