Salah satu adat pernikahan budaya jawa yaitu menyandingkan ke2 mempelai, di waktu malam sblm janji hidp bersama trucpa pda lafal ijab qobul terucap. Acra itu diberi nama widodaren, dimana mempelai pria yang ditemani oleh beberapa teman pria pergi ke rumah mempelai wanita. Disana entr tuan rumah mengundang tetangga untk menjdi saksi di acra dimalam itu. Dan dsna sang pengntin putri yg jg ditemani teman wanitanya menymbut kedatangannya. Stlh dtang kemudian di sndingkan biasanya mempelai pria di sebelah kiri dan mempelai wanita di sebelah kanan. Bda lgi saat akad nikah posisinya dibalik. Acra widodaren biasanya hanya menunggu smpai jam 12 malam dimana ke2 mempelai tpat jam 12 hrs turun dri kursi tmpat brsnding. Stlah itu mempelai pria bru dblehkn pulang. Di beberapa tmpt lain mungkn ad tambahan acra sacral yang lain namun saya kurang bgtu paham. Seiring perkembangan jaman emg rangkaian acra sacral itu dkrangi sehingga para generasi muda tdk thu. Bhkn skrg acra widodaren gak smpe jam 12 malam spt dulu. Mempelai pria dtg, duduk sbntar, kmudian dsndingkan dan biasanya kalo makan berat dh dikeluarkan maka setelah it pengantin pria brsma rombongan pulang. Slesailah acranya. Budaya lma kelmaan trkikis, dan mungkn esok qt hnya mendengar sja. Bhkan budaya itu akan hlang dan generasi yang akan dtg tdk thu akan budaya trsebut. Sbgai generasi muda indonesia sbaiknya kita...
PR bgi kita, akankah budaya itu...
Akankah budaya it menjdi dn diakui oleh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar