15/06/09

A

A….

Awal dari suatu kisah babak baru sebuah anak manusia. Waktu itu tepat dihari senin wage diwaktu malam hari ada seorang wanita merasakan rasa sakit diperutnya. Sementara itu sang adik sedang menjalankan rutinitas yaitu menggoreng tempe. Sang suami yang kebingungan ingin segera membawa sang istri yang tiba-tiba merasa sakit tadi kerumah sakit. Namun tidak sempat, akhirnya sang ayah mendatangkan seorang dukun bayi kerumah untuk membantu persalinan karena saat itu sang suami dah kebingungan.

Lalu disebuah kamar tepat dikamar yang paling timur disebuah rumah sang dukun membantu seorang berjuang untuk keliuma kalinya mengeluarkan seorang bayi yang telah 9 bulan dikandungnya. Dengan berharap cemas sang suami beserta seluruh keluarga mengharap kelahiran bayi tersebut. Waktu itu namanya orang serba pas-pasan berharap anak yang lahir kelima adalah perempuan karena 4 anak yang dilahirkan sebelumnya adalah laki-laki semua. Keluarga berharap untuk kali ini anak yang dilahirkan adalah perempua, karena dihari tua sang ayah dan ibu ingin dapat dirawat oleh anaknya dengan telaten, karena memang biasanya anak laki-laki dipandang kurang telaten.

Saat yang ditunggu akhirnya tiba, sesuatu telah dikeluarkan oleh ibu tersebut. Tapi anehnya bukan suara tangisan yang keluar dan awalnya semua keluarga heran terutama kakek dan neneknya, karena yang dikeluarkan oleh ibu tersebut adalah bayi yang masih dibungkus selaput. Lalu sang kakek menyuruh untuk mencarikan sebilah pisau dan garam untuk memecahkan bungkusan yang membungkus bayi tersebut. Tapi apa yang terjadi kemudian malah terdengar sang bayi memecahkan sendiri dengan tangannnya sendiri bungkus yang telah membungkusnya tersebut. Kemudian si bayi itu menangis.

Setelah itu… terdengar suatu omongan dari dukun bayi tersebut, bayi iki sesuk emben yen dadi wong kang becik yo mungkin iso dadi wong kang luwih tinimbang liyane yen dadi wong pinter kudu ditata lan diarahke supayo ora dadi wong kang ala, soale yen dadi woing ala pramila bayio iki iso ngluwihi kealananipun wong liyo, makane bayi ikim kudu ati-ati sing rawat, dituntun kanggo tuntunan agama ben iso dadi wong kang duwe budi pekerti ingkang luhur dadi migunani marang kulawarga lan sakiwotengenipun. Intinya mungkin itu karena aku dah lupa yang diomongkan oleh nenekku dulu, ketika aku berumur 5 tahun dan diceritakan tentang kelahiranku.

Lalu sang kakek kemdian memberi nama ke bayi tersebut, Prehaten dengan harapan anak akan tetap eling lan waspodo marang urip, urip iku rekoso makane yen jabang bayi iki dadi uwong ben tetep kelingan marang rekosone urip sainggo iso migunani kanggo kluarga lan sakiwo tengenipun. Urip nang donya ki rekoso makane ojo jumowo marang kesuksesan, elingo karo sing gawe urip yaiku Allah SWT. Semoga dengan nama itu kakek berharap agar bayi tersebut ketika menjadi orang maka dengan namanya tersebut ia akan tetap teringat tentang kekerasan hidup, disetiap keberhasilan pasti ada yang mengatur, jangan pernah sombong karena diatas langit masih ada langit.

Sejak itu babak baru dimulailah kisah anak manusia tepat senin wage 8 desember 1986. samapai sekarang..dan tidak tahu kapan akan berakhir, karena yang tahu hanyalah Allah semata.

Tidak ada komentar: